Tayangan halaman minggu lalu

Selasa, 21 Oktober 2008

KASiH dan NLC ke Cikamiri, Garut, Jawa Barat




Keikutsertaan KASiH dalam perjalanan Nissan Livina Club (NLC) ke Cikamiri, Garut, Jawa Barat, pada 12-13 Juli 2008 lalu sebenarnya tanpa disengaja. KASiH yang sedang membutuhkan bantuan untuk mendistribusikan sumbangan buku ke Rumah Pelangi Yogyakarta, mendapat tawaran dari anggota NLC untuk ikut ambil bagian dalam program bakti sosial mereka, "Back to School with NLC".

Sayangnya, ketika itu, cadangan buku pada kami sedang habis. KASiH tidak dapat ikut serta dalam perjalanan NLC menuju Yogyakarta. Namun, pada perjalanan selanjutnya menuju Cikamiri, Garut, Jawa Barat, KASiH tidak mau ketinggalan lagi.

Kebetulan ketika itu KASiH baru mendapatkan buku dari Kelompok Penerbit Gramedia (KPG) dan Danamon Peduli, juga masih ada cadangan dari sumbangan Femina terdahulu. Buku-buku dari para penerbit dan institusi itulah yang KASiH titipkan kepada NLC yang kebetulan juga punya program bakti sosial ke SD Cikamiri, Samarang, Garut.


Tidak terlalu banyak buku yang KASiH salurkan ketika itu, hanya sekitar 56 buku dengan 23 judul buku, terdiri dari buku cerita bergambar, cerita anak-anak, dan pantun anak-anak Aceh.

Terima kasih untuk Pak Chandra dari KASiH, yang sekaligus anggota NLC, karena telah menghubungkan KASiH dengan NLC.

Semoga kerja sama dengan NLC dapat terus berlanjut, sehingga karya kasih kita juga semakin meluas.

Salam,
KASiH :)

Sumbangan untuk SD Cikamiri,
Garut, Jawa Barat
Sumbangan Femina




No. Judul Penerbit/Tahun Jumlah
1 Miki Tikus dan Robot Rapi Griya Prestasi Press 3
2 Wini si Beruang dan Loreng Sda, 1991 10
3 Regu Penolong Sda, 1991 3
4 Wola Sda, 1993 5
5 Seri Bermain Sambil Belajar Lingkungan Sda, 1989 2
6 Tekanan Darah Tinggi, Seri Dokter Anda Sda, 1986 2
7 Pulau Harta Karun Sda, 1992 3
8 Aladdin Sda, 1994 2
9 Mama, Lihatlah Aku Sda, 1990 2
10 Prem dan Dewi Saraswati Sda, 1992 2
11 Tanduk Keramat Sda, 1983 2
Jumlah 36








Sumbangan Danamon




No. Judul Penerbit/Tahun Jumlah
1 Pantun Anak-anak Jilid 1 Yay Lontar & Kel Abdullah Arif, 2004 5
2 Pantun Anak-anak Jilid 2 Sda 5
Jumlah 10




Sumbangan Kelompok Penerbit Gramedia




No. Judul Penerbit/Tahun Terbit Jumlah
1 Komik P-Project Si Lender KPG//2001 1
2 Kartun Lingkungan KPG/2004 1
3 Komik Seri Sukab (Seno Gumira Ajidarma) KPG/2002 1
4 Kartun Sejarah Bumi KPG/2001 1
5 Komik P-Project Si Lender Jilid 2 KPG/2002 1
6 Kartun Biologi Genetika KPG/1991 1
7 Filsuf Jagoan! Jilid 2 KPG/2007 1
8 Komik Sejarah Perang:The Tide Turns KPG/2008 1
9 Komik Sejarah Perang: Hitler's Last Gamble KPG/2008 1
10 Fisika Startrek KPG/2001 1
Jumlah 10








Jumlah Total: 56 buku

Donor Darah NLC-KASiH

Gambar diambil dari Google (kwarta.multiply.com)

Bekerja sama dengan Nissan Livina Club (NLC), KASiH akan mengadakan donor darah pada Jumat, 14 November 2008 di Lantai 4 Gedung Sinar Harapan, Jl Raden Saleh Raya No 1B-1D, Cikini, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini akan dimulai pukul 14.00 WIB sampai selesai.

Anda berminat ikut menyumbang?
Silakan bergabung bersama kami.

Salam,
KASiH :)





Pengadaan Perpustakaan Anak-anak Lembata

Kemiskinan amat sering membatasi kemajuan perkembangan bakat, kreatifitas dan karakter anak-anak di wilayah terpencil. Kedang dan Leragere merupakan salah satu daerah terpencil di kabupaten Lembata. Di sana tersebar ribuan anak-anak yang menyimpan mimpi dan ingin menggapai kemajuan. Sayang, kondisi alam yang sulit, kemiskinan yang membalut masyarakat di sana, ditambah kebijakan pemerintah yang korup dan kurang menganggap penting pendidikan, sering mematahkan mimpi dan cita-cita mereka. Bahkan di keluarga-keluarga yang sangat miskin mereka dipekerjakan menjadi buruh bangunan untuk menyokong perekonomian keluarga. Kompleknya persoalan di daerah terpencil tersebut mengakibatkan hilangnya lingkungan yang mendukung tumbuh-kembangnya anak-anak untuk menjadi pribadi-pribadi yang utuh, bebas dan bermartabat..

Leragere berada di daerah ketinggian perbukitan di kabupaten Lembata. Jaraknya 50 Km dari ibukota kabupaten. Sedangkan Kedang berada di wilayah pesisir yang membentang di kaki-kaki perbukitan yang berjarak 75 Km dari ibukota kabupaten. Lembata sendiri adalah kabupaten baru dan hasil dari pemekaran kabupaten Flores Timur. Di dua wilayah tersebut anak-anak hidup tanpa listrik di siang hari. Bahkan di Leragere tak ada listrik sama sekali baik siang maupun malam. Mereka belajar dengan lampu minyak sebagai penerangan. Radio dan televisi sulit didapat di Leragere. Media cetak tidak masuk sampai ke wilayah tersebut. Perkembangan informasi dan pengetahuan tidak menjangkau masyarakat di sini. Anak-anak makin jauh dari dua hal penting yang mereka perlukan untuk berkembang maju.


Ketiadaan sarana transportasi yang bisa menjangkau daerah tersebut menghambat mobilitas masyarakat setempat. Barang-barang kebutuhan sehari-hari sangat mahal. Harganya berlipat-lipat di banding harga normal di Jakarta. Beban biaya hidup yang tinggi sering menyebabkan pendidikan dan kebutuhan anak dalam keluarga dikesampingkan. Kalaupun anak-anak tetap disekolahkan, mereka kesulitan menyediakan fasilitas buku bacaan dan maupun alat tulis.


Selain biaya hidup tinggi, sarana infrastruktur sulit diperoleh warga. Jarak sekolah dengan rumah amat jauh. Di kedua daerah tersebut anak-anak harus berjalan berkilo-kilo meter di medan yang berat untuk pergi ke sekolah. Kondisi jalan sangat buruk dan tidak ada angkutan desa. Sekolah-sekolah kekurangan buku pelajaran. Hiburan dan sarana alternatif pendidikan untuk mereka tidak ada. Jarang ada Sekolah Dasar yang memiliki perpustakaan. Ketiadaan perpustakaan di sekolah makin menghambat proses belajar dan pengembangan anak secara intekektual, emosional maupun sosial. Pengetahuan anak menjadi terbatas dan mengakibatkan terbatasnya pula jangkauan cita-cita dan harapan yang bisa mereka rumuskan.


Kondisi alam di kedua daerah tersebut tergolong kering. Kesulitan masyarakat dalam memperoleh air bersih dirasakan pula dampaknya oleh anak-anak. Tidak jarang anak-anak terpaksa turut mencari air di mata air pada musim kering. Pekerjaan mencari air di tempat yang jauh dan berbukit-bukit termasuk pekerjaan berat bagi perempuan dewasa disana. Apalagi jika anak-anak yang harus mengerjakannya. Anak-anak dari keluarga yang sangat miskin mengalami situasi yang lebih parah lagi. Mereka kadang terpaksa bekerja menjadi buruh bangunan demi menyokong perekonomian keluarga. Anak-anak ini menjadi kehilangan kesempatan belajar di bangku sekolah dan menikmati kegembiraan serta kebebasan di masa anak-anak. Mereka terenggut dari dunianya. Anak-anak yang demikian harus diberikan ruang belajar dan berkembang tanpa harus meninggalkan tugasnya kepada keluarga.


Meskipun anggaran belanja pemerintah Lembata untuk pendidikan 2007 sebesar 26 % atau sebesar Rp 66.770.526.263,00 namun hanya seperlimanya saja yang digunakan untuk program wajib belajar sembilan tahun. Itupun terkonsentrasi untuk rehabilitasi bangunan sekolah saja. Sedangkan untuk program pendidikan usia dini jumlahnya sangat kecil yaitu 0,1 % dari anggaran untuk pendidikan tersebut. Dan perlu diingat bahwa tingkat korupsi di Lembata sangat tinggi. Setiap hari berita korupsi oleh pejabat pemerintah Lembata muncul di media masa setempat. Situasi demikian makin membuat hak-hak anak Lembata untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu makin diabaikan.


Sudah menjadi hak anak-anak yang hidup di wilayah miskin dan rentan untuk memperoleh bantuan dan perlindungan khusus. Anak harus sepenuhnya dipersiapkan untuk menghayati kehidupan pribadi dan dibesarkan dalam lingkungan dengan semangat cita-cita tinggi.


Dalam setahun terakhir, Institute for Ecosoc Rights telah bekerja di Lembata untuk pendidikan kelompok masyarakat. Dalam setiap pelatihan yang kami selenggarakan kami selalu melihat anak-anak berdatangan untuk sekedar melihat pelatihan yang kami selenggarakan untuk orang dewasa. Mereka bergerombol di pinggir-pinggir ruangan pelatihan sampai pelatihan selesai. Terasa benar bahwa anak-anak disana sangat haus akan informasi dan pengetahuan yang tak pernah mereka peroleh. Dari pengalaman pemutaran film mereka datang memenuhi aula untuk menyaksikan film yang kami putar.


Maka kami merasa penting untuk segera mengupayakan terbangunnya suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta potensi anak secara sehat dan membebaskan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tersebut makin tumbuh menjadi pribadi yang bebas, utuh, menguasai pengetahuan dan berbudi. Maka perintisan unit-unit kegiatan yang menyediakan sarana yang mampu memicu perkembangan bakat, emosi dan karakter anak merupakan kebutuhan mendesak di kedua daerah tersebut. Unit-unit tersebut harus berada di luar struktur sekolah formal agar anak-anak yang putus sekolah maupun yang tidak sekolah bisa menjangkaunya.


Perpustakaan anak merupakan alternatif penting untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain menyediakan sumber-sumber pengetahuan untuk mendorong keluasan berfikir anak, perpustakaan ini dapat menjadi tempat berinteraksi, belajar dan bermain yang sehat bagi anak-anak desa. Perpustakaan harus berada tidak jauh dari tempat tinggal anak-anak dan disediakan dengan cuma-cuma.


Rekan-rekan yang tertarik memberikan sumbangan untuk anak-anak Kedang dan Leragere di Kabupaten Lembata, juga dapat langsung menghubungi:

Intitute for Ecosoc Rights Jakarta
Jl Tebet Timur Dalam VIC/17
Jakarta Selatan
Telp/Fax 021.8304153
Blog :
http://ecosocrights.blogspot.com
Email :
ecosoc@cbn.net.id
Kontak Person : Yanti, Albert, Indah




 

WARNING !!

D' SweEt BloGgErsSs

D' SweEt BloGgErsSs
Roma&Mila